Banyak yang bilang kalau nasi krawu asli Gresik tidak sama rasanya dengan nasi krawu yang dijual di seputaran Surabaya. Dan dulu sekali memang saya pernah mencoba nasi krawu yang katanya khas Gresik yang isi dan citarasanya berbeda dengan yang biasa saya beli di Surabaya.
Nah, pagi ini saya sengaja lewat daerah Kayon karena ingin menikmati nasi krawu khas Gresik yaitu Nasi Krawu Buk Tiban yang buka 24 jam di Sentra Kuliner Kayon, lokasinya cukup jelas, ada di depan, sebelah kiri jalan, hampir di belokan, dengan papan berwarna biru muda dengan tulisan yang cukup gede.
Kali ini nasi krawunya saya bungkus untuk disantap di tempat kerja. Harganya menurut Mbak yang menjaga adalah Rp. 20.000,- Valid atau tidak ? Saya tidak tahu, karena tidak kelihatan ada daftar menu di dinding atau di mana pun, jadi ya percaya saja dengan Mbak. Hanya saja mengenai harga ini, kok saya juga tidak menemukan info yang pas saat berusaha mencari via online yah ?
Begini penampakan bungkusan Nasi Krawu Buk Tiban.
Dan ini penampakannya setelah dibuka. Membukanya cukup mudah dan bungkusnya tidak berantakan. Suka dengan cara bungkus yang memudahkan orang saat membuka.
Sekilas pandang, agak berbeda dengan nasi krawu di Surabaya, terkesan banyak bahan yang berwarna kehitaman. Ada sambal yang cenderung berwarna hitam daripada merah (di pojok kiri atas tuh, tidak tampak seperti sambal kan?), ada babat dan jeroan kecil-kecil yang bercampur dengan suwiran daging di sebelah kanan, ada mangut yang bentuknya mirip srundeng tapi kehitaman karena konon diberi kluwek, dan yang berwarna agak cerah adalah srundeng merah dan kuning.
Setelah dicoba, memang secara citarasa berbeda. Yang di Surabaya overall terasa agak manis, sedangkan versi yang ini, walau masih ada rasa manis, tetapi berpadu dengan rasa asin dan rempah yang kuat. Rasanya sangat nendang meledak di mulut, mungkin karena rempah-rempahnya banyak macamnya, sangat enak, sambalnya termasuk kuat dan pedas. Makanan dengan citarasa yang kuat adalah sesuatu yang khas Indonesia. Maka lidah selalu kesulitan dengan citarasa yang hambar, karena dari lahir sudah dilatih menghirup aroma dan rasa yang kuat.
Akhirnya, nasi krawu saya habis, biasanya saya selalu kesulitan menghabiskan lauk dari nasi krawu, tapi kali ini semua lauk dan nasi habis, hanya sambal yang pedas yang tersisa. Sayang saya lupa memotret daun yang sudah kosong itu. Seandainya nasi putih yang diberikan masih ada, saya tidak akan ragu melahap nasi putih dengan lauk sambal saja. Menurut saya nasi putihnya dapat ditambah lebih banyak lagi, tapi yah saya termasuk penggemar nasi dan dapat makan nasi dalam jumlah banyak. Mungkin bagi orang kebanyakan, jumlah yang sekarang sudah cukup.
Overall :
Rasa : Kuat, citarasa asin, manis, pedas dan berempah
Porsi : Sedang, dengan lauk yang mendominasi
Harga : Agak mahal
Akan didatangi lagi : Ya